Rabu, 10 Juli 2013

Tinggi Badan Dipengaruhi Gen Orang Tua?

Tinggi badan bisa menjadi masalah serius dan sensitif, terutama bagi pria. Itu karena “tuntutan” masyarakat mengenai sosok pria ideal adalah tinggi tegap. Untuk mendapat tinggi badan ideal itu, diperlukan tiga hal yang saling terkait dan menunjang, yakni faktor genetik, nutrisi, dan aktivitas.
Rumus memperkirakan tinggi anak berdasarkan tinggi orangtuanya adalah :
  • Anak laki-laki= (Tinggi Ibu + 13) + Tinggi Ayah (dalam cm) dibagi 2 ± 8,5 cm
  • Anak perempuan = (Tinggi Ayah – 13) + Tinggi Ibu (dalam cm) dibagi 2 ± 8,5 cm
(Dikurangi 8,5 cm untuk batas minimal, dan ditambah 8,5 cm untuk batas maksimal.)
Untuk anak perempuan, umumnya tinggi badan tumbuh lebih cepat dibandingkan anak laki-laki, namun pada usia 17-18 tahun umumnya anak perempuan sudah tidak tumbuh lagi, sedangkan anak laki-laki bisa mencapai usia 21 tahun.
Dipengaruhi gen
Hasil penelitian terkini menemukan sebuah gen yang menentukan tinggi pendeknya seseorang, namanya HMGA2. Perubahan sebuah “huruf” dasar di kode genetik HMGA2, yakni C (Cytosine) akan berpengaruh.
Seseorang yang hanya mendapatkan C dari salah satu orangtua, lebih tinggi 0,5 cm dari yang hanya memiliki T (Thymin). Bila memiliki C ganda, akan lebih tinggi 1 cm dari yang memiliki T ganda. Tentu masih ada gen lain yang berkaitan dengan tinggi badan. HMGA2 hanya menjelaskan 0,3 persen dari keberagaman tinggi manusia.
Beberapa ahli menyatakan, semua orang masih berpeluang lebih tinggi jika memiliki kakek buyut dengan postur tinggi. Ini menjelaskan mengapa ada anak yang lebih tinggi ketimbang orangtuanya. Dalam kondisi ini ada semacam faktor keberuntungan. Jadi gen tinggi itu hanya “melangkahi” orangtua si anak, sedangkan si cucu mendapat warisan gen tinggi dari kakeknya.
Lempeng “epiphyseal”
Pusat pertumbuhan tinggi manusia, berada pada lempeng epiphyseal plate yang terletak di ujung tiap tulang panjang. Epiphyseal plate ini ada sejak manusia lahir dan menutup alias berhenti bekerja saat usia 16 tahun (wanita) dan 18 (pria). Maksimal usia 20-21 tahun. Jika lempeng ini sudah menutup, pertumbuhan tinggi turut berhenti.
Pertumbuhan tinggi seseorang bisa terganggu jika terjadi sesuatu pada lempeng epiphyseal. Cedera, trauma akibat kecelakaan, penyakit kanker tulang bisa merusak kerja lempengan ini.
Lempeng ini tidak bekerja sendirian. Hormon pertumbuhan dan banyak hormon lain turut menentukan kinerjanya. Untuk menunjang kerja hormon-hormon ini diperlukan gizi yang cukup.
Bangsa Jepang dulu dikenal pendek atau kate. Kini tinggi mereka sama dengan rata-rata orang Indonesia. Hal itu karena ada perbaikan nutrisi dari generasi ke generasi.
Untuk bertambuh ke atas, tubuh memerlukan semua zat dan mineral yang ada dalam makanan.  Makan empat sehat lima sempurna atau makanan seimbang sudah cukup. Jadi tidak hanya makan yang mengandung kalsium melulu. Nanti tulangnya kuat, tapi bagian lain tubuh kekurangan nutrisi penting.
Tak ada ukuran baku
Kegiatan sehari-hari-juga berperan dalam urusan tinggi badan. Aktivitas yang dapat merangsang kerja lempeng epiphyseal, misalnya atletik, basket, berenang, dan lompat tali. Olahraga ini mesti dilakukan pada masa pertumbuhan. Jika dilakukan setelah masa pertumbuhan, ya sia-sia saja.
Ketiga faktor tadi saling terkait. Jika memiliki gen tinggi tapi tidak didukung nutrisi dan olahraga, bisa jadi pertumbuhannya mandek dan tidak optimal.
Tak ada ukuran baku untuk standar tinggi seseorang. Bagi orang Indonesia, tinggi badan 170 cm sudah dianggap cukup, meski bagi orang Eropa tergolong kurang tinggi. Jadi standardisasi tinggi badan tergantung masyarakat menilainya.
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Tinggi Badan Seseorang
- Kecukupan Gizi. 
Pastikan kita mendapat cukup protein, lemak, vitamin (seperti vitamin A dan D) dan mineral (seperti zat besi, kalsium, seng dan yodium) karena sangat mempengaruhi peninggian badan.
- Hormon pertumbuhan yang berfungsi merangsang pertumbuhan tulang.
Hormon tiroid dibutuhkan dalam melancarkan proses metabolisme tubuh. Hormon seks, yang terdiri dari hormon estrogen, progesteron, dan androgen, bertugas dalam proses pematangan seksual.
- Dukungan lingkungan. 
Kurangnya imunisasi, kurangnya kasih sayang, dan kondisi ekonomi dapat mempengaruhi nafsu makan dan kebutuhan kesehatan, sehingga proses peninggian badan pun terhambat.
Setelah Anda mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tinggi badan, kini Anda bisa melakukan aktivitas yang dapat mengoptimalkan pertumbuhan tinggi badan, misalnya:
1. Stretching: gerakan meregangkan badan, sehingga tulang-tulang punggung tertarik memanjang. Gerakan ini jika dilakukan secara rutin dan intensif akan membantu merangsang penambahan panjang tulang-tulang punggung.
2. Hanging: bergantung dengan kedua tangan. Gerakan ini merangsang pemanjangan tulang-tulang punggung.
3. Kicking: menendang-nendangkankan kaki. Gerakan ini merangsang pertumbuhan tulang kaki sehingga memanjang secara optimal.
4. Bersepeda: bersepeda dapat merangsang pertambahan panjang kaki. Menapak pedal secara rata, tidak jinjit, punggung tegap, tidak membungkuk. Bersepeda setiap hari dalam jarak yang cukup jauh, dapat membantu merangsang pertambahan panjang kaki.
5. Berenang: saat berenang, seluruh badan mengalami peregangan dari badan sampai ujung kaki. Disamping itu, gerakan renang hampir melibatkan semua otot-otot tubuh.
6. Olahraga basket atau voli sangat baik merangsang pertumbuhan badan, karena tubuh sering melakukan loncatan ke atas. Loncatan melawan gravitasi menimbulkan peregangan pada seluruh tubuh.
Dari uraian di atas bisa kita simpulkan cara menambah tinggi badan secara alami, yaitu:
- Perbanyak olahraga di pagi hari. Jogging, senam, voli, terutama basket dan renang.
- Istirahat cukup, tidur 7-8 jam sehari secara teratur, dan bangun pagi.
- Cukupi gizi dengan konsumsi nutrisi dan vitamin, banyak minum susu berkalsium tinggi dan zat besi.
- Makan teratur dan hindari stress.
- Kalau perlu, minum suplemen peninggi badan alamiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar